Tingkat penetrasi asuransi nasional, termasuk asuransi komersial dan asuransi sosial, mencapai 1,98% hingga akhir semester 1-2010. Tingkat penetrasi itu diperoleh dengan membandingkan antara total pendapatan premi bruto yang diperoleh industri asuransi dengan produk domestik bruto (PDB).
Tingkat penetrasi industri asuransi dinilai masih jauh di bawah negara-negara lain. Fuad mencontohkan, di Malaysia tingkat penetrasi mencapai 4,5 persen. Adapun di Cina bahkan industri asuransi menyumbang 20 persen PDB.
Total Pendapatan Premi thd Produk Domestik Bruto :
- Cina 20 %
- Malaysia 4.5 %
- Indonesia 1.96 %
Kurangnya sosialisasi dituding sebagai penyebab utama kurang larisnya produk asuransi di Tanah Air. "Banyak lapisan masyarakat yang belum terlayani dan belum mengenal asuransi.
Kenyataannya industri Asuransi di Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara lain. Padahal, jumlah penduduk Indonesia adalah nomor empat terbanyak di dunia, yakni mencapai 237 juta jiwa. Ketertinggalan itu tak terlepas dari peran pemerintah yang masih kurang dalam hal sosialisasi dan juga aturan mengenai asuransi.
Pada 2006, dalam World Insurance, tercantum industri asuransi Indonesia (asuransi jiwa dan umum) berada di posisi 37 dari 174 negara dalam , total volume pendapatan dari total premi asuransi dunia yang berjumlah USS 2.947 miliar, industri asuransi Indonesia hanya mampu menyumbang USS 2,8 miliar, atau memberi kontribusi 0,106 persen. Dibandingkan dengan sesama negara ASEAN, kecuali Filipina, Indonesia masih tertinggal.
- Singapura mampu menghasilkan premi USS 8,638 miliar,
- Malaysia USS 5,62 miliar,
- Thailand USS 4,93 miliar
- Indonesia USS 2,8 miliar.
- Total Pendapatan Asuransi di Dunia : USS 2.947 miliar
Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Komelius Simanjuntak mengatakan, perkembangan asuransi kurang didukung peran pemerintah. Padahal, asuransi sangat penting bagi seseorang. Beda halnya dengan negara lain yang sudah menjadikan asuransi sebagai poin besar bagi penghidupan yang layak bagi seseorang. "Dibandingkan dengan banyak negara, kita harus akui memang masih tertinggal," tegasnya.